Thursday, April 26, 2012

Novel Where She Went (Setelah Dia Pergi) by Gayle Forman

Aku sudah melepaskannya.
Sungguh. Tetapi, dia ada di sini.

You crossed the water, left me ashore
It killed me enough, but you wanted more
You blew the bridge, a mad terrorist
Waved from your side, blew me a kiss
I started to follow but realized too late
There was nothing but air underneath my feet
BRIDGE
COLLATERAL DAMAGE, LAGU 4


Untuk detail buku (ISBN, ukuran, tebal, harga buku, dll) klik di sini.
Tengok dulu sinopsisnya …
Lanjutan If I Stay (Jika Aku Tetap Di sini)

Tiga tahun sudah berlalu sejak cinta Adam menyelamatkan Mia setelah kecelakaan yang memorakporandakan hidup gadis itu…

… dan tiga tahun sejak Mia pergi dari kehidupan Adam untuk selamanya.

Sekarang Mia bintang muda sekolah musik klasik Juilliard dan Adam bintang rock terkenal. Ketika Adam terjebak di New York sendirian, takdir mempertemukan mereka lagi, untuk satu malam terakhir.

Sambil menjelajahi kota yang sekarang menjadi rumah Mia, Adam dan Mia kembali mengunjungi masa lalu dan membuka hati untuk masa depan—serta satu sama lain.


Point of View
Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama (Adam).


Plot
Alur yang digunakan adalah alur campuran (maju-mundur).


Tokoh dan Penokohan
Adam Wilde
Cowok keren berusia 21 tahun ini sedang berada di puncak popularitas bersama bandnya, Shooting Star. Melalui album mereka, Collateral Damage—yang semua lagunya ditulis sendiri oleh Adam sebagai ungkapan rasa kecewa dan marah setelah ditinggalkan Mia tanpa penjelasan—membuat Shooting Star menjadi band yang sangat terkenal dan dipuja-puja banyak fans. Meskipun begitu, Adam tetap merasa hampa tanpa kehadiran Mia disisinya. Ia menjadi bergantung pada obat-obatan dan rokok. :’(

Mia Hall
Setelah selamat dari kecelakaan tragis yang dialaminya tiga tahun lalu, Mia telah menjelma menjadi seorang pemain cello yang cukup terkenal lulusan Juilliard. Tiket konsernya selalu terjual habis. Kini, Mia menetap di New York, meninggalkan kakek-neneknya di Oregon, dan meninggalkan Adam. T.T

Bryn
Aktris cantik Hollywood yang berusia 28 tahun ini adalah pacar Adam. Mereka berhubungan setahun belakangan, setelah saling dikenalkan oleh Brooke Vega, penyanyi dan pengarang lagu yang cukup terkenal. Tapi, Bryn selalu bisa merasakan kalau Adam tidak sepenuhnya mencintainya. (Ya iyalah, cinta Adam kan hanya untuk Mia… :’)

Aldous
Pria ini adalah manajer band Shooting Star. Aldous mengizinkan Adam tinggal satu hari lagi di New York sebelum mereka semua berangkat ke London, setelah melihat keadaan Adam yang sangat kacau sehabis melakukan wawancara.

Kim
Sahabat karib Mia ini sekarang telah menjadi fotografer perang yang cukup sukses. Beberapa tahun setelah kepergian Mia, Kim mendatangi Adam untuk mencoba menjelaskan sesuatu. Tapi pada akhirnya Kim justru di usir oleh Adam, dan tidak pernah menemui Adam lagi. Meskipun begitu, Kim pernah datang ke konser Adam.

Liz
Cewek lesbian ini (ia memiliki pacar bernama Sarah) adalah drummer sekaligus ketua band Shooting Star. Liz yang menemukan Adam sedang mengamen di kafe-kafe kemudian mengajaknya bergabung dalam band sebagai gitaris sekaligus vokalis. Satu hal lagi yang bisa kulihat dari tokoh Liz adalah dia sangat bijaksana, dan sangat menyayangi Mia seperti saudaranya sendiri.

Fitzy dan Mike
Keduanya juga anggota band Shooting Star. Fitzy sosok yang lebih bersahabat dan mau memahami keadaan Adam saat cowok itu mulai menjauh dari anggota band lainnya, ia tidak menyalahkan Adam sama sekali. Sedangkan Mike pribadi yang bertolak belakang. Mike merasa Adam memonopoli band mereka, karena semua wartawan hanya peduli dan menanyai Adam saat wawancara. Terlebih saat Adam mulai menarik diri, Mike sangat marah dan tidak memedulikan Adam.


Jalan Cerita
Sebelumnya di If I Stay…
“Jika kau tinggal, aku akan melakukan apa saja yang kau inginkan. Aku akan berhenti main band, pergi bersamamu ke New York. Tapi jika kau ingin aku menghilang, aku juga akan melakukan itu. Aku tadi bicara dengan Liz dan dia berkata mungkin kembali ke kehidupan lamamu akan menyakitkan, bahwa mungkin akan lebih mudah bagimu jika menghapus kami dari kehidupanmu. Dan itu akan sangat menyebalkan, tapi aku akan melakukannya. Aku sanggup kehilangan kau seperti itu asalkan aku tidak perlu kehilangan dirimu hari ini. Aku akan melepaskanmu. Jika kau tetap hidup.”
Perkataan Adam itulah yang membuat roh Mia kembali ke tubuhnya, sekaligus membuat Adam kehilangan Mia. Karena, bagaimanapun Adam harus bisa menepati janjinya sendiri.

Cerita dimulai pada saat Adam terbangun dari tidurnya. Aldous—manajer band Shooting Star—sudah menelepon Adam berulang kali, memaksa agar cowok itu segera bangun dan berangkat ke studio untuk rekaman beberapa track gitar untuk versi internet single pertama dalam album yang baru saja dirilis. Adam segera bangun dan meraih botol berisi obat semacam anticemas (katanya) kemudian meminumnya, karena akhir-akhir ini Adam mudah terserang kepanikan yang berlebihan. Adam telah sukses bersama bandnya, Shooting Star, namun belakangan hubungannya dengan anggota band lain tidak terlalu bagus. Adam selalu minta agar ia menginap di hotel yang terpisah dengan Liz, Fitzy, dan Mike. Adam juga telah memiliki seorang pacar bernama Bryn, seorang aktris Hollywood yang sangat cantik.

Setelah berjalan beberapa blok dari hotel tempatnya menginap (dengan menggunakan topi agar orang-orang tidak mudah mengenalinya) akhirnya ia tiba di studio. Aldous sudah menunggunya di sana. Selesai rekaman, Adam ada jadwal makan siang sekaligus wawancara dengan seorang wartawan. Awalnya, Adam bersikap santai. Namun saat wartawan itu mulai mengorek informasi tentang Mia, Adam tidak dapat lagi menahan emosinya. Akhirnya terjadi sebuah insiden kecil yang mengharuskan Aldous turun tangan untuk mengendalikan situasi.

Di depan hotel, Aldous berkata mungkin Adam butuh waktu untuk bersantai sejenak. Ia mengizinkan Adam tinggal satu hari lagi di New York, sebelum mereka semua berangkat ke London untuk pembuatan video klip. Anggota band lainnya akan tetap berangkat hari itu, tapi Aldous menukar tiket Adam dan tiketnya sendiri untuk keberangkatan besok pukul lima sore. Jadi, hari itu Adam terbebas dari semua rutinitasnya sebagai seleb terkenal. Ia berjalan-jalan, mengelilingi New York sendirian.

Saat senja tiba, langkah kaki Adam membawanya ke Carniege Hall, dan di sanalah dia melihat poster konser Mia yang akan diadakan malam itu. Tanpa sadar, ia melangkah ke loket tiket. Faktor keberuntungan membuatnya berhasil mendapatkan sebuah tiket malam itu. Kemudian Adam masuk dan mencari tempat duduknya. Adam mengingat kembali saat kencan pertamanya bersama Mia, ia pergi bersama gadis itu ke konser cello Yo-yo Ma. Adam bekerja sebagai pengantar pizza demi bisa membeli tiket konser untuk Mia saat itu.

Konser selesai. Mia mendapatkan tepuk tangan yang riuh dan sambutan yang hangat dari para penonton. Saat Adam hendak beranjak keluar dari tempat itu, seorang petugas memanggilnya dan berkata bahwa Mia ingin bertemu dengannya. Dengan linglung, Adam membiarkan dirinya ditarik oleh petugas itu dan dibawa ke belakang panggung. Dan di sanalah, ia melihat Mia.

Adam dan Mia keluar bersama malam itu. Setelah berhasil menghindar dari seorang paparazzo, Mia membawa Adam bersamanya untuk mencari telur Paskah di kota—tur rahasia New York (disebut begitu karena Mia tidak akan memberitahu Adam tempat-tempat yang akan mereka datangi). Pertama, Mia mengajak Adam ke sebuah kedai untuk makan malam bersama yang ternyata pemiliknya akrab dengan Mia dan terus menggoda Mia dengan beranggapan Adam itu pacarnya (hahaha.. Mia dan Adam jadi salting, :D). Kedua, Mia mengajak Adam ke arena permainan boling yang letaknya tersembunyi di sudut terminal bus. Selanjutnya, mereka pergi ke stasiun subway Times Square, naik feri ke Staten Island pada dini hari untuk melihat Patung Liberty, dan terakhir ke Brooklyn Bridge saat pagi datang.

Di Brooklyn Bridge lah akhirnya Adam mengeluarkan semua emosi yang sudah ditahannya sejak tadi malam. Kebingungannya, keheranannya, sakit hati Adam karena ditinggalkan begitu saja oleh Mia tiga tahun lalu, tanpa penjelasan apa pun. Akhirnya, di sana lah Mia berusaha menjelaskan semuanya kepada Adam. Meluruskan kesalahpahaman mereka, berusaha memberikan penutup yang sempurna untuk kisah cinta mereka. Sementara waktu yang mereka miliki terus menipis, karena, hari itu juga, Adam harus berangkat ke London, dan Mia akan berangkat ke Jepang.
Apa alasan Mia meninggalkan Adam?
Dapatkah mereka bersatu lagi?
Baca aja novelnya. ;)


Penilaian
Dengan sedikit enggan, kuakui kalo aku suka sekali cover-nya. Padahal, aku paling anti sama warna hijau—seperti yang bisa dilihat sampulnya warna ijo kan—tapi ternyata ada pengecualian untuk novel ini *sigh*. Tapi warna dan gambarnya memang pas sekali, sebuah gitar tua yang disandarkan pada sebuah pintu berwarna hijau yang catnya sudah mengelupas di beberapa bagian. I like it! :)

Aku dibuat kaget dengan perubahan karakter Mia dan Adam. Adam berubah menjadi sosok yang pendiam, menarik diri, dan yang lebih parah, ia bergantung pada obat-obatan dan rokok. Sedangkan Mia, aku merasa Mia yang ada di Where She Went adalah Mia yang peragu dan plinplan. Sangat berbeda dengan Mia di If I Stay yang kuat dan tegas. Good job, Gayle Forman!

Where She Went adalah bukunya Adam. Aku bisa merasakan semua penderitaan Adam dari sudut pandangnya. Narasinya cowok banget. Gayle Forman sukses membuat perbedaan yang cukup signifikan dengan seri pertamanya, If I Stay yang Mia banget.

Sama seperti If I Stay, alur yang melompat-lompat antara masa lalu dan masa sekarang tetap oke dan nyaman diikuti. Beberapa lirik lagu dari Shooting Star (yang semuanya ditulis oleh Adam) yang dicantumkan di permulaan bab sangat apik, membuat pembaca lebih terhanyut dalam aliran cerita. Satu hal yang sedikit membuatku kecewa adalah ending-nya. Aku tidak tahu ada apa antara aku dan ending novel *apa sih* mungkin aku yang terlalu sensi. Aku hanya berharap ending-nya bisa lebih sedikit dari itu, mungkin akan terasa lebih manis dan memuaskan pembaca. :)

Baca If I Stay nggak akan afdol kalo belom baca lanjutannya, Where She Went. Oh iya, aku mau ngingetin aja nih, kalo bisa bacanya runtut, jangan baca yang Where She Went dulu, nanti nggak asyik loh, twist-nya kurang terasa. :p
Empat bintang untuk perjuangan Adam. :)

p.s : Kalo Shooting Star benar-benar ada, dan Collateral Damage benar-benar dirilis, sudah pasti akan kubeli albumnya! Liriknya itu looohh, dalem bangettttt!!!
Mungkin karena lagu-lagu di album itu semuanya ditulis Adam sebagai ungkapan perasaannya untuk Mia. :”)


My favorite Quote
Berikut beberapa quote favoritku, cekidot. ^.^

Tetapi, tetap saja, aku butuh mengingatkan diri bahwa satu hari hanyalah sementara, meyakinkan diri bahwa jika aku mampu melalui hari kemarin, aku akan mampu melewati hari ini. —Adam, hal 9

Aku dikelilingi manusia dan merasa sendirian. Aku mengaku butuh sedikit kehidupan normal dan sekarang setelah mendapatkannya, sepertinya aku tidak tahu apa yang harus dilakukan, tidak tahu bagaimana menjadi manusia normal lagi. —Adam, hal 34

… dan tiba-tiba saja dia ada di sana. Benar-benar ada. Daging dan tulang, bukan hantu.
Naluri pertamaku bukanlah memeluknya atau menciumnya atau meneriakinya. Aku hanya ingin menyentuh pipinya, yang masih merah setelah pertunjukkan tadi … dan mengusapkan jemariku yang kapalan ke wajahnya. Aku ingin menyentuhnya untuk memastikan ini benar-benar dirinya… —Adam, hal 51

… dan mereka akan segera lupa bahwa aku hanya manusia fana: daging dan tulang, bisa memar dan terluka. —Adam, hal 129 (perasaan Adam saat mengeluhkan tentang para fans-nya)

Siapa pun yang bilang masa lalu sudah mati sesungguhnya terbalik. Masa depanlah yang mati, sudah dilakukan. Malam ini adalah kesalahan. Malam ini tidak akan bisa terulang. Atau membiarkan aku memperbaiki kesalahan-kesalahan yang kuperbuat. Atau janji-janji yang pernah kuucapkan. Atau mendapatkan Mia kembali. Atau mendapatkan diriku yang dulu kembali. —Adam, hal 133

“Berhenti tidak sulit. Memutuskan berhentilah yang sulit. Tapi, begitu kau sudah melakukan lompatan mental itu, sisanya mudah.” —Mia, hal 165

Melepaskan. Semua orang membicarakannya seakan ini hal paling mudah. Rentangkan jemarimu satu demi satu sampai tanganmu terbuka. Tetapi, tanganku mengepal erat selama tiga tahun belakangan ini; membeku. Seluruh bagian diriku membeku. Dan hendak runtuh menjadi serpihan. —Adam, hal 172

Karena yang bisa kudengar sekarang hanyalah deru dalam kepalaku, lolongan tanpa kata sementara Mia menghilang dan aku berusaha merelakannya. —Adam, hal 179

Tetapi, aku akan melakukannya lagi. Aku tahu itu sekarang. Aku akan mengucapkan janji itu seribu kali dan kehilangan dirinya seribu kali lagi demi mendengarnya bermain tadi malam atau menatapnya dalam cahaya pagi. Atau bahkan tanpa itu sama sekali. Hanya tahu bahwa dia ada di luar sana. Hidup. —Adam, hal 194

“… Kalau ini membantu, setelah beberapa lama, ketika kebencian itu tidak lagi kurasa perlu, ketika yang tersisa hanya perasaan bersalah, yang tertinggal dalam diriku adalah perasaan betapa besarnya kesalahanku kepadamu, betapa aku merindukanmu. Dan aku harus melihatmu dari kejauhan, menyaksikanmu mencapai mimpi, menjalani kehidupan yang tampak sempurna.” —Mia, hal 208

Konser bukan berarti berdiri menjadi target di depan ribuan orang asing. Konser berarti menyatu. Harmoni. —Adam, hal 210

“Band. Ketika kau bersama band, aku sudah merasa perlu membagimu bersama semua orang. Aku tidak ingin menambahkan keluargaku juga ke sana.” Kemudian dia kalah dalam pertempuran dan menangis.
Seluruh kejengkelanku lumer. “Dasar anak tolol,” aku membujuknya, dan mencium dahinya. “Kau tidak membagiku. Kau memilikiku.” —Mia dan Adam (flashback), hal 225 (aawww… so sweeett, *klepek2*)

Namun, semua itu akan bisa kutanggung jika ada dia di sampingku. —Adam, hal 227


Shooting Star, Collateral Damage
Berikut kutuliskan beberapa lagu favoritku dari album ini,

First you inspect me
Then you dissect me
Then you reject me
I wait for the day
That you’ll resurrect me
ANIMATE
COLLATERAL DAMAGE, LAGU 1

I’ll be your mess, you be mine
That was the deal that we had signed
I bought a hazmat suit to clean up your waste
Gas mask, gloves, to keep us safe
But now I’m alone in an empty room
Staring down immaculate doom
MESSY
COLLATERAL DAMAGE, LAGU 2

The clothes are packed off to Goodwill
I said my good byes up on that hill
The house is empty, the furniture sold
Soon your smells will decay to mold
Don’t know why I bother calling, ain’t nobody answering
Don’t know why I bother singing, ain’t nobody listening
DISCONNECT
COLLATERAL DAMAGE, LAGU 10

Barrel of the gun, rounds one two three
She says I have to pick; choose you, or choose me
Metal to the temple, the explosion is deafening
Lick the blood that covers me
She’s the last one standing
ROULETTE
COLLATERAL DAMAGE, LAGU 11




Regards,

=R=

6 comments:

  1. wahh... finally dapet ya bukunya..

    buku ini bagus banget.. menurut aku penulisnya emang total waktu nulisnya..

    Apalagi perpaduan gitar dan cello,
    menikahkan musik klasik dan pop atau rock..

    nice

    ReplyDelete
  2. @Yuliana Permata:
    Holaaa Yuyu!!! :D

    Hahaha, iya.. akhirnya dapet juga.
    He.em, bagusss!! Apalagi waktu Adam dan Mia duet bareng, cello vs gitar. Hehehe, unik tp seru. :)

    ReplyDelete
  3. min tw link download na gk?
    oh ya mampir ke http://downloadnovelheyna.blogspot.com/

    ReplyDelete
  4. #heyna gadak where she went di blog mu.
    ad yg tau link sy bs download nya?

    ReplyDelete
  5. Saya kurang tau untuk link ebooknya. Coba cari di 4shared.com pilih bagian buku/books

    ReplyDelete

Ungkapkan pikiranmu... :)
*Don't Forget to Leave Your Comment, Please!*

Cara Mengembalikan Akun BBM yang Dibajak atau Dihack (Terkena Hack)

Beberapa hari yang lalu saya mengalami kejadian yang kurang menyenangkan. Akun BBM saya dibajak :( Pertama kali tahu dari teman saya yang ...