Tuesday, April 24, 2012

Novel If I Stay (Jika Aku Tetap Di sini) by Gayle Forman



Apa yang akan kau lakukan jika kau harus memilih?

Untuk detail buku (ISBN, ukuran, tebal, harga buku, dll) klik di sini.
Kita intip dulu yuk, cuplikan cerita di sampul belakang novel ini…

Mia memiliki segalanya: keluarga yang menyayanginya, kekasih yang memujanya, dan masa depan cerah penuh musik dan pilihan. Kemudian, dalam sekejap, semua itu terenggut darinya.

Terjebak antara hidup dan mati, antara masa lalu yang indah dan masa depan yang tidak pasti, Mia menghadapi satu hari penting ketika ia merenungkan satu-satunya keputusan yang masih dimilikinya—keputusan terpenting yang akan pernah dibuatnya.


Sudut pandang
Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama (Mia).

Alur
Alur yang digunakan adalah alur campuran (maju-mundur).

Tokoh dan Penokohan
Mia Hall
Seorang gadis cantik berusia tujuh belas tahun yang sangat berbakat dalam musik. Mia adalah pemain cello, salah satu alat musik klasik. Neneknya mendesaknya untuk mengikuti audisi di Juilliard, New York (semacam akademi khusus musik dan seni yang terkenal). Mia memiliki kehidupan yang cukup sempurna. Sampai hari itu tiba, saat Mia hampir kehilangan segalanya.

Adam Wilde
Cowok tampan nan keren ini adalah kekasih Mia. Adam berusia satu tahun lebih tua dari Mia, mereka bersekolah di SMA yang sama. Ia tergabung dalam sebuah band rock, Shooting Star, sebagai pemain gitar. Meskipun hanya band Indie, namun Shooting Star cukup terkenal di kota mereka, Oregon. Adam sangat mencintai Mia, selalu menjaganya, sampai-sampai ia rela berhenti sejenak dari band, demi Mia seorang.

Mom and Dad
Keduanya adalah orangtua Mia. Ibu Mia bekerja pada sebuah biro perjalanan di kota. Ia seorang ibu yang baik dan penyayang, namun tidak pandai memasak. Dad—ayah Mia—yang selalu bertugas menjadi koki di keluarga mereka. Dulunya, Dad juga tergabung dalam sebuah band punk. Tapi sejak mempunyai anak, ia memutuskan berhenti main band, kemudian menjadi guru SMP. Mereka orangtua yang keren dan seru. :)

Teddy
Anak laki-laki berusia sekitar tujuh tahun ini adalah adik Mia. Teddy adik yang manis dan penurut. Berbeda dengan Mia yang menyukai musik klasik, Teddy lebih suka bermain drum. Aku menyukai tokoh Teddy, dengan tingkah lakunya yang lucu dan menggemaskan, khas anak-anak. :D

Kim Schein
Cewek Yahudi dengan rambut panjang yang selalu dikepang ini adalah sahabat karib Mia. Meskipun persahabatan Kim dan Mia dimulai dari sebuah pertengkaran, namun hubungan keduanya terbilang cukup erat sebagai sahabat.

Gran dan Gramps
Gran adalah nenek Mia. Gran adalah orang yang mengusulkan agar Mia mendaftar di Juilliard, New York. Ia juga berjanji akan mengantar Mia ke sana. Namun, sebuah kecelakaan kecil membuatnya tidak bisa memenuhi janjinya itu. Akhirnya Gramps—kakek Mia—yang mengantar Mia audisi. Gramps adalah sosok yang cukup pendiam dengan rasa sayang yang begitu besar untuk keluarganya.

Henry dan Willow
Henry dan Willow adalah teman band lama orangtua Mia. Mereka tinggal di sebuah rumah pertanian yang besar. Henry melakukan pekerjaan berbasis internet, sedangkan Willow bekerja sebagai seorang perawat.


Liz dan Fitzy
Teman Adam yang juga tergabung dalam Shooting Star. Mereka turut prihatin dengan peristiwa yang dialami Mia. Mereka juga berusaha membantu Adam ketika ia ingin bertemu Mia.

Jalan Cerita
Semua dimulai pada pagi yang dingin dan kelam. Salju yang cukup tebal menyelimuti kota Oregon, tempat Mia dan keluarganya tinggal. Karena salju yang cukup tebal menutupi jalanan, semua sekolah diliburkan. Jadi, Mia, Teddy, dan ayahnya yang bekerja sebagai guru SMP, libur. Ibu Mia yang merasa enggan berangkat kerja karena anggota keluarga lainnya libur, akhirnya menelepon kantornya untuk minta cuti. Mereka semua sarapan bersama. Kemudian saat salju mulai mencair, ayah Mia mengusulkan untuk pergi jalan-jalan. Mereka akan mengunjungi Henry dan Willow, teman lama orangtua Mia. Akhirnya, pagi itu, mereka semua berangkat menggunakan mobil.

Mia sama sekali tidak menyangka, bahwa keberangkatan keluarganya pagi itu membuatnya kehilangan segala yang dimilikinya. Hampir. Mereka mengalami kecelakaan dalam perjalanan. Mobil mereka tergelincir, lalu ditabrak oleh sebuah truk setelah pengemudi truk itu tidak sempat menginjak rem. Mia tersadar, kemudian bangkit untuk mencari keluarganya yang sudah terpental ke segala arah. Pertama, ia menemukan ayahnya, kemudian ibunya. Kondisi mereka sangat mengenaskan dan tewas seketika. Mia berbalik untuk mencari adiknya, Teddy. Ia melihat sebuah tangan mencuat dari selokan. Tadinya ia mengira itu tangan Teddy. Namun, setelah melihat sebuah gelang yang melingkar di tangan itu, Mia sadar bahwa itu adalah tangannya sendiri. Yups, roh Mia keluar dari tubuhnya.

Karena terlalu syok, Mia lupa mencari Teddy. Tak lama, tim paramedis datang dan berusaha memberikan pertolongan pertama. Mia melihat mereka mengangkat tubuhnya dari selokan dan melakukan beberapa tindakan medis. Ia melihat beberapa pengendara yang melintas menghentikan mobil mereka dan menepi, kemudian turun untuk menyaksikan kecelakaan itu. Beberapa terlihat ngeri, ada yang menangis, berpelukan, dan berdoa. Mia melihat seseorang muntah di balik semak-semak setelah melihat jasad ayah dan ibunya. Mia berpikir ini semua hanya mimpi, dan ia memerintahkan dirinya untuk bangun, tapi tidak berhasil. Saat Mia melihat tim paramedis membawa tubuhnya masuk ke mobil ambulans, ia segera mengikuti mereka dan ikut masuk ke dalamnya. Setelah ditangani di sebuah rumah sakit lokal, Mia dipindahkan ke rumah sakit yang lebih besar di Portland.

Mia dapat melihat semua yang terjadi. Ia melihat tubuhnya di operasi, kemudian diletakkan di ruang ICU dalam keadaan penuh perban dan banyak selang yang dipasang pada tubuhnya. Mia melihat semua kerabatnya datang, mencemaskannya, menangis untuknya. Kakek-neneknya, paman-bibi, sepupu-sepupunya, Kim (sahabat karibnya), dan tentu saja Adam, kekasihnya. Mia terjebak. Ia dapat melihat semua yang terjadi, namun tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak ada yang bisa melihat atau mendengarnya.

Terjebak antara hidup dan mati, Mia mulai mengingat kembali semua masa lalunya. Masa-masa terindah dalam hidupnya bersama orangtuanya, Teddy, Adam, Kim, dan kakek-neneknya. Dia ingin kembali ke tubuhnya. Namun di satu sisi Mia berpikir ia tidak akan sanggup hidup tanpa keluarganya. Terlebih saat Mia menyadari bahwa Teddy juga sudah meninggal. Sedangkan semuanya berharap Mia bisa tersadar dari koma, terutama Adam.
Apakah keputusan yang diambil Mia?
Apakah ia tetap tinggal, atau memilih untuk pergi?
Temukan jawabannya dalam novel ini. :)

Penilaian
Pertama, aku menyukai cover-nya. Deretan bangku merah yang terselimuti salju tipis dengan latar pepohonan yang juga diselimuti salju. Sedangkan beberapa butiran salju turun perlahan. Manis sekali. :)
Dua buah komentar yang dicantumkan pada sampul belakang novel ini memang benar.
“Amat sangat menyentuh.”
“Brutal sekaligus indah.”

Gayle Forman sukses membuatku masuk ke dalam kisah yang dibuatnya. Menghanyutkan. If I Stay adalah novel pertama yang berhasil membuat airmataku jebol sebelum mencapai lembar ke lima puluh. Membayangkan kecelakaan tragis yang dialami Mia dan keluarganya, kehilangannya, cintanya pada Adam, cinta Adam pada Mia yang begitu dalam, sukses membuatku menitikkan air mata. Alur yang melompat-lompat antara masa sekarang dan masa lampau, terasa nyaman dan berkesinambungan.

Narasi saat adegan kecelakaan membuatku bergidik ngeri. Aku bisa merasakan pagi yang dingin dan seolah-olah menyaksikan sendiri bagaimana kecelakaan itu terjadi. Saat radio mobil masih menyala, melantunkan sebuah lagu klasik kesukaan Mia, sementara mobil mereka sudah hancur dan tidak berbentuk lagi. Dengan diiringi lagu itu, roh Mia yang panik berusaha mencari anggota keluarganya.
Ada banyak istilah medis dalam novel ini. Bagus sekali untuk menambah pengetahuan. :)
Lima bintang untuk perjuangan Mia dan cinta Adam yang tulus. :’)

My Favorite Quote
Berikut beberapa quote favoritku, dari yang lucu sampai yang mengharukan.

Yang lucu…
Apakah aku hantu? Bisakah aku membawa diriku ke pantai Hawaii? Bisakah aku muncul di Carnegie Hall, New York? Bisakah aku mendatangi Teddy?
Hanya untuk percobaan, aku menggoyangkan hidung seperti Samantha di film seri Bewitched. Tidak ada yang terjadi. Aku menjentikkan jemari. Mengetukkan tumit. Aku masih di sini. Aku memutuskan mencoba manuver yang lebih sederhana. Aku melangkah ke dinding, membayangkan akan menembusnya dan keluar di sisi lain. Tapi ternyata begitu melangkah ke dinding, aku menabrak dinding. :D Hal 39.

“Ayahmu sudah muntah?” tanya Henry, duduk kembali di sofa. Aku tertawa, tapi kemudian aku melihat wajahnya yang serius.
“Dia muntah waktu kau lahir. Hampir tergeletak pingsan di lantai. Aku tidak bisa menyalahkannya. Tapi ayahmu benar-benar kacau, dokter-dokter ingin melemparkannya keluar… berkata mereka akan mengusirnya kalau kau tidak lahir juga dalam setengah jam. Itu membuat ibumu marah dan mendorongmu keluar lima menit kemudian.” Henry tersenyum, bersandar kembali ke sofa.
“Begitulah kisahnya. Tapi biar kuberitahu ini ya: ayahmu menangis seperti bayi sialan ketika kau lahir.” —Henry, hal 131

Yang mengharukan…
Darah. Ada dimana-mana. Sama sekali tidak menggetarkan para dokter. Mereka mengiris, menjahit, dan menyedot di tengah banyak darah, seperti mencuci piring menggunakan air sabun. Sementara itu, mereka terus menerus memompakan darah ke tubuhku. Hal 38

Aku berharap bisa tidur. Aku berharap ada sejenis obat bius untukku, atau setidaknya sesuatu yang membuat dunia menutup di sekelilingku. Aku ingin menjadi seperti tubuhku, diam dan tak bereaksi, pasrah di tangan seseorang. Aku tidak memiliki kekuatan untuk menentukan pilihan. Hal 146

Aku sadar sekarang bahwa meninggal itu mudah sekali. Hiduplah yang sulit. Hal 146

“Tidak apa-apa,” katanya. “Kalau kau mau pergi. Semua orang ingin kau tinggal. Aku ingin kau tinggal lebih daripada apa pun yang kuinginkan di dunia ini.” Suaranya tercekat emosi. Dia berhenti, berdeham, menarik napas, dan melanjutkan. “Tapi itu kemauanku dan aku bisa mengerti mungkin itu bukan kemauanmu. Maka aku hanya ingin memberitahumu bahwa aku mengerti jika kau pergi. Tidak apa-apa kalau kau harus meninggalkan kami. Tidak apa-apa jika kau ingin berhenti berjuang.”—Gramps (kakek Mia) Hal 151

Aku tidak tahu apakah setelah meninggal kau akan mengingat hal-hal yang terjadi padamu ketika masih hidup. Rasanya sangat logis jika kau tidak mengingatnya. Bahwa meninggal akan terasa seperti sebelum kau dilahirkan, yang artinya ketidakberadaan. Hal 180

“Ada sekitar dua puluh orang di ruang tunggu sekarang. Beberapa diantara mereka berhubungan darah denganmu. Beberapa lagi tidak. Tapi kami semua keluargamu. Kau masih punya keluarga.” bisiknya.—Kim, hal 183

Dan di dalam rumah sakit, ada jenis pagi yang berbeda, berisi gesekan suara selimut, mata-mata yang terbuka. Dalam banyak hal, rumah sakit tidak pernah tidur. Lampu terus menyala dan para perawat tetap berjaga, tapi meski di luar masih gelap, kau bisa tahu dunia terbangun. Hal 189

“Jika kau tinggal, aku akan melakukan apa saja yang kau inginkan. Aku akan berhenti main band, pergi bersamamu ke New York. Tapi jika kau ingin aku menghilang, aku juga akan melakukan itu. Aku tadi bicara dengan Liz dan dia berkata mungkin kembali ke kehidupan lamamu akan menyakitkan, bahwa mungkin akan lebih mudah bagimu jika menghapus kami dari kehidupanmu. Dan itu akan sangat menyebalkan, tapi aku akan melakukannya. Aku sanggup kehilangan kau seperti itu asalkan aku tidak perlu kehilangan dirimu hari ini. Aku akan melepaskanmu. Jika kau tetap hidup.”—Adam, hal 192
(Huhuhu… that’s so sweet :’)

Sekarang aku sedang membaca seri keduanya, yaitu Where She Went (Setelah Dia Pergi). Berbeda dengan If I Stay yang menggunakan sudut pandang Mia, Where She Went menggunakan sudut pandang Adam. Seru! :D
Ditunggu aja review selanjutnya. :)
Selamat membaca!!! ^.^


p.s : trims buat Replika Angan-angan yang sudah berbaik hati meminjamkan novel ini untukku. :))



Regards,

=R=

13 comments:

  1. wahhh liat cover nya gak suka tapi baca reviewnya jd pnsrn....... MIA bikin ingat sama MIA Clark di novel ilana tan :)

    ReplyDelete
  2. @Devi Rouli: Iya, Kak Ijul juga pernah nulis kalo dia menemukan beberapa persamaan antara Sunshine Becomes You dan If I Stay. Dan karena dia baca If I Stay duluan, katanya dia jadi nggak begitu tersentuh setelah baca novelnya Ilana Tan itu.

    Tokoh ceweknya sama2 bernama Mia dan sama2 bersekolah di Juilliard:
    Mia Clark (SBY)
    Mia Hall (If I Stay)
    Tokoh cowoknya sama2 diawali huruf A :
    Alex (SBY)
    Adam (IF I Stay)
    Yang lainnya aku lupa, hehehe.

    Klo aku sih oke2 aja sama beberapa persamaan di kedua novel itu. Satu-satunya penyebab aku nggak mau baca novelnya Ilana Tan yang itu yah... kamu udah tau kan--novelnya sad ending.
    Nah, klo If I Stay tidak terlalu sad ending *hahaha, maksa* hanya agak menggantung gitu deh. Makanya, aku langsung baca lanjutannya, Where She Went. :D

    Oh iya, satu lagi Dev.
    "Don't judge the book by the cover" :p
    (yah, meskipun terkadang aku juga begitu, hehehe *peace*)

    ReplyDelete
  3. Aku belum sempat menjamah buku itu. hah. jadi pengen segera menyelesaikannya.:)

    ReplyDelete
  4. @Replika Angan-angan: Ya udah, cepet dibaca. Tadi kan sudah kukembalikan padamu. :)
    Kalo kamu udah selesai nanti gantian, aku pinjemin lanjutannya, Where She Went. :D

    ReplyDelete
  5. menurut aku novel Ilana tan yang sunshine itu memang tidak semenarik novel 4musim

    itulah aku kadang nilai novel by cover... ehh kualatnya pas pengen baca "wedding celebrity" ampe tabungan direla-relain buat beli padahal awanya baca sinop belakangnya aja males gara-gara liat cover gak menarik...

    ReplyDelete
  6. @Devi Rouli:
    Iya, sepertinya begitu. :)

    Hahaha, dijadikan pelajaran aja sist, besok2 jangan gitu lagi, biar nggak nyesel. :)
    Judulnya kebalik tuh, mungkin maksud kamu "Celebrity Wedding" karya AliaZalea, kan? :p
    Temenku si Replika Angan-angan punya tuh, kalo mau pinjem, Hahaha.. *just kidding* :D
    (aku juga minjem dari dia)

    ReplyDelete
  7. halo rahma balik lagi mau ngasih tau ada yang nanyain twitter kamu tuhh ^^

    oww iya judulnya kebalik biasa kalo udah ngomongin novel agak nepsong jadi asal cetat catut keyboard hahhaa aku udah beli novelnya dengan uang tabungan untuk buku kuliah :)

    ReplyDelete
  8. @Devi Rouli:
    Halo juga Devi... kangen nih. Lagi sibuk kuliah, ya?
    Oh, iya... Salsa yg nanyain. Udah ak blz kok di blognya dia. :)

    Hahaha, kamu ngebet bgt pengin baca CW, ya? Sampe direla-relain pake uang tabungan untuk buku kuliah, heheeyy :D Tapi novelnya emang nggak mengecewakan, ya? Keren.. ^^

    ReplyDelete
  9. @Bima Putra : I agree with you :)

    ReplyDelete
  10. thanks for post the review, ngebantu aku bgt utk tau isi ceritanya sblm film ini tayang dibioskop:)

    ReplyDelete
  11. @Afela Rizka: Saya sudah nonton filmnya. Banyak adegan yang tidak dimasukkan ke versi film. At least lebih suka novelnya :)

    ReplyDelete
  12. terima kasih, tugas saza selesai karena bantuan anda

    ReplyDelete

Ungkapkan pikiranmu... :)
*Don't Forget to Leave Your Comment, Please!*

Cara Mengembalikan Akun BBM yang Dibajak atau Dihack (Terkena Hack)

Beberapa hari yang lalu saya mengalami kejadian yang kurang menyenangkan. Akun BBM saya dibajak :( Pertama kali tahu dari teman saya yang ...