Poster Film
Jenis Film : Drama,romance
Produser : Ody Mulya
Produksi : Maxima Pictures
Sutradara : Fajar Nugros
Produser : Ody Mulya
Produksi : Maxima Pictures
Sutradara : Fajar Nugros
Durasi : 110 menit
Rilis : 20 Juni 2013
Rilis : 20 Juni 2013
Daftar pemeran:
Maudy Ayunda - Niki
Afgansyah
Reza - Nata
Chelsea Islan - Annalise
Maxime
Bouttier - Oliver
Stevani Nepa - Helena
Hello readers.. I’m back! Setelah melewati penyusunan riset
(yang belum selesai) dan praktik klinik keperawatan yang super melelahkan,
akhirnya bisa bikin posting-an lagi, hehehe. Kali ini mau buat resensi film
Refrain, as you know.. yang diangkat dari novel karya Winna Efendi. Sayangnya
kemarin aku belum sempat buat resensi novelnya, jadi aku ceritain versi
singkatnya aja ya.
Nata dan Niki udah sahabatan dari kecil, mereka tetanggaan
dan ibu mereka bersahabat. Dari kecil Nata adalah cowok yang pendiam, tertutup,
cuek, dan sulit bergaul dengan orang lain. Hanya Niki yang cerewet, ceria, dan
pantang menyerah yang bisa meluluhkan hati Nata. Mereka terus bersahabat sampai
sekarang yang menginjak masa-masa SMA. Nata berminat pada musik, dan Niki
selalu ingin masuk tim cheerleaders.
Di SMA, mereka mendapat sahabat baru, seorang cewek cantik
pindahan dari luar negeri bernama Annalise yang merupakan anak dari Vidia Rossa – model senior yang
menjadi idola Niki. Suatu hari saat SMA mereka mengadakan pensi dan
pertandingan basket dengan sekolah lain, Niki yang ikut klub chearleaders
menarik perhatian kapten tim basket dari sekolah lain, yaitu Oliver – cowok
ganteng nan tajir yang menjadi idola para cewek. Waktu berjalan, Oliver dan
Niki jadian, membuat Nata semakin panas, karena diam-diam Nata menyukai Niki,
entah sejak kapan. Di sisi lain, Annalise yang menyukai Nata patah hati ketika
mengetahui Nata menyukai Niki.
Akhirnya Niki mengetahui juga perasaan Nata padanya, yang
membuat Niki menjauhi Nata dan Annalise. Saat prom night, terkuak kedok Oliver
yang tidak tulus pada Niki. Nata marah besar dan Niki memutuskan Oliver.
Persahabatan Nata, Niki, dan Anna kembali membaik seiring
berjalannya waktu, dan telah mengetahui perasaan masing-masing. Tak lama, Nata
diterima di sekolah musik di New York, namun ia ragu, jika ia pergi maka Nata
harus meninggalkan Niki. Namun akhirnya Nata pergi juga. Di hari keberangkatan
Nata, Niki menyadari ia juga menyayangi Nata lebih dari sekedar sahabat.
Akankah mereka bersatu?? Euhmm.... kasih tau ga ya? Hehehe. Itu cerita dari
versi novelnya, beberapa bagian dan tokoh aku skip. Untuk yang mau tau lebih
detail, bisa cek di goodreads dengan klik di sini.
Lanjut ke filmnya. Well, setelah baca novelnya, aku berharap
filmnya akan sebagus novelnya, minimal mendekati lah ya. Tapi apa daya, ternyata
banyak cerita dan tokoh yang dihilangkan dari cerita aslinya di novel, entah
untuk penghematan biaya produksi *dipelototin produser* atau ingin menyederhanakan konsep cerita. Tapi
yang dihilangkan itu menurutku cukup penting untuk membangun keseluruhan cerita Refrain ini, apalagi kebanyakan adegan favoritku *mewek*.
Film dengan durasi
sekitar 110 menit ini masih kurang lama menurutku *ditimpukin produser*. Nahh.. apa
aja adegan yang dihilangkan itu? Siapa aja tokoh yang tidak dihadirkan di film
ini? Adakah perbedaan yang signifikan antara novel dengan filmnya? Mari kita
kupas lebih dalam *halah*
Aku sempat terkejut saat menyadari ibu Niki
dan Klaudie – adiknya Niki – dihilangkan. Padahal Kaludie ini menjadi tempat
curhatannya Niki mengenai apa saja, dan berperan memberi solusi untuk Kakaknya.
Aku suka karakter Klaudie yang meskipun lebih muda dari Niki, namun sikapnya
lebih dewasa.
Yang udah baca novelnya pasti inget ya,
saat Annalise memberitahu Niki dan Nata kalau mamanya mau pulang. Spontan
mereka bertiga bolos sekolah untuk menjemput mama Annalise di bandara. Mereka
nunggu lama banget di bandara, sampai Tante Nadja – tantenya Anna – nelpon dan
mengabari kalau mama Anna nggak jadi pulang. Anna yang kecewa dan terisak,
kemudian dipeluk Niki dan mereka bertiga berpelukan di bandara, berbagi
kesedihan. Di bagian ini aku terharu, dan bisa merasakan betapa tulus
persahabatan mereka yang rela menemani Anna berjam-jam di bandara. Di versi
film, justru Anna yang masih berada di dalam taksi, menelpon Tantenya untuk
menanyakan tentang terminal kedatangan mamanya, dan saat itulah tantenya
memberitahu mamanya tidak jadi pulang. Niki memeluk Anna dan adegan selesai.
See? Feel-nya ilang.
Tokoh Anna kurang di ekspos di film ini.
Anna yang begitu menyukai fotografi tapi juga kesepian karena mamanya yang
selalu di luar negeri. Yang udah baca novelnya pasti tahu bagian saat Anna akan
pindah ke Milan bersama Mamanya, dan malamnya Anna mengungkapkan semua isi
hatinya setelah mendapati Mamanya mengendap masuk ke dalam kamar Anna. Vidia
menyadari selama ini terlalu sibuk dalam pekerjaan, dan tanpa disadarinya ia
telah berhenti menjadi seorang ibu. Setelah memeluk Anna sambil menangis,
mereka bicara dari hati ke hati di tempat tidur. Ini salah satu bagian
favoritku juga yang tidak ditampilkan di film.
Cara yang digunakan untuk menguak rahasia
perasaan Nata dan Annalise terkesan dibuat sesimpel mungkin dan dijadikan satu
paket. Apa maksudnya? Di novel, Anna mengetahui Nata menyukai Niki saat Anna
melihat Nata memasukkan kertas di kotak surat di perpustakan. Jadi di hari
valentine, biasanya Osis menyediakan kotak surat cinta, siapa aja boleh
memasukkan suratnya di situ untuk diberikan pada penerima suratnya di hari valentine.
Surat Nata unik karena memakai amplop biru, sedangkan yang lain pink. Saat hari
valentine, Anna tahu surat Nata ternyata untuk Niki.
Sedangkan perasaan Annalise terungkap saat
Niki tanpa sengaja menemukan foto-foto Nata di sebuah kotak di rumah Anna, saat
mereka bertiga berkumpul untuk memilih foto yang akan digunakan Anna untuk
mengikuti sayembara fotografi. Anna berlari ke dapur, Nata mengikutinya. Di
sana Anna mengatakan perasaannya pada Nata, tapi ia juga bilang Nata tidak
perlu menjawab karena Anna tahu Nata menyanyangi Niki. Mereka berpelukan, dan
tetap menjadi sahabat. Terakhir, Niki mengetahui perasaan Nata
saat tanpa sengaja membuka buku milik Nata.
Di film, semua dijadikan satu. Saat Anna tidak
masuk sekolah, Niki dan Nata datang menjenguk, dan menemukan Anna di balkon.
Anna yang terkejut karena sedang memegang foto Nata, segera berbalik. Karena
gugup, foto-foto itu jatuh bertaburan ke kolam renang. Niki dan Nata melihat
foto itu, dan saling berpandangan. Anna berlari ke dapur, Nata mengikuti, kemudian
Anna menyatakan perasaannya. Nata bilang terima kasih, tapi ia menyukai Niki
*dan mereka nggak pelukan*. Ternyata Niki ada di belakang Nata dan mendengar
semuanya. Niki terkejut dan berlari keluar. Aku melongo, simpel banget.
Tokoh Danny ini sebenarnya menyimpan kisah
tersendiri yang sayangnya nggak ditampilkan di versi filmnya. Adegan saat Danny
dan Anna bertemu di rumah sakit dan dinner bareng di cafe saat Nata kecelakaan
juga di skip. Jadi kedekatan Danny-Anna kurang di explore, ujug-ujug Danny
menemani Anna datang ke prom night menjelang akhir film.
6. Prom night
Nahh.. yang ini melenceng jauhh banget dari
cerita aslinya. Di novel, yang ngadain prom night itu SEKOLAHNYA OLIVER, dan
Niki diminta menemani Oliver. Beberapa saat sebelum berangkat, Oliver mengabari
dirinya sakit. Niki yang kecewa berbesar hati dan menganjurkan Oliver istirahat
saja di rumah. Niki kemudian berinisiatif menjenguk Oliver di rumahnya. Sampai
di rumahnya, satpam mengatakan Oliver tidak sakit dan baru saja pergi. Spontan,
Niki pergi ke sekolah Oliver dan mendapati ia bersama Helena (ketua klub
cheers). Niki yang sakit hati menampar Oliver dan berlari keluar, dan duduk
menangis di depan gerbang. Saat itulah Nata datang dengan sepedanya dan
menyelamatkan Niki. Mereka berboncengan pulang, dan berbaring di trampolin sambil mengamati
langit malam yang penuh bintang – Niki menyandarkan kepalanya di bahu Nata.
Romantis ya? :”)
Apa yang terjadi di versi film? Prom nightnya DI SEKOLAH NIKI. Oliver sakit sehingga Niki harus pergi sendiri. Di sana ia berjumpa Anna dan Danny dan... Helena yang menggandeng Oliver. Niki yang marah hendak menampar Oliver -- yang justru senyam-senyum dengan wajah tanpa dosa -- namun tangan Niki ditahan Helena, * jreng jreng* Nata datang, meraih tangan Niki dan menonjok Oliver. Nata dan Niki pulang, BERJALAN KAKI lewat jalan raya. Sampai di rumah, Nata mengabari besok dia akan berangkat ke Austria, dan mereka pulang ke rumah masing-masing, dann.. aku geregetan karena nggak ada adegan di trampolin. Huhhhh.
Di novel, Oliver tuh sebenarnya nggak jahat-jahat
amat. Dia deketin Niki karena memang tertarik, namun akhirnya Oliver mendapati
dirinya tidak bisa mencintai Niki karena dirinya masih stuck pada satu cewek di
masa lalunya yaitu Sasha yang merupakan sepupu Helena. Sebelum malam prom
night, Helena berjanji akan mempertemukan Oliver dengan Sasha dengan syarat
Oliver meninggalkan Niki di tengah-tengah pesta. Oliver yang tidak tega,
akhirnya membohongi Niki bahwa dirinya sakit dan datang ke pesta bersama Helena.
Di film, Oliver nampak bener-bener jahat,
karena malah cengengesan pas ketemu Niki, beda dengan di novel yang digambarkan
Oliver menunjukkan ekspresi bersalah. Di sini juga nggak dibahas alasan mengapa Oliver justru datang bersama Helena. Kesannya playboy banget kan ya.
8. Hari keberangkatan Nata
Di novel, Nata selalu menghabiskan
hari-hari sebelum ia berangkat bersama Niki dan Anna, terutama Niki. Bahkan
Niki membantu Nata mengepak barang sambil menahan tangis, yahh.. akhirnya Niki
nangis juga sih. Di bandara, Nata meluk Niki lama banget dan berkata dalam
hati, saat ia pulang ia nggak akan melepaskan Niki lagi, sebelum akhirnya
berangkat tepat saat Niki baru menyadari ia mencintai Nata *aku mewek di bagian
ini*.
Di film, setelah prom night yang kacau,
Niki bangun kesiangan. Saat berlari ke rumah Nata, kamar Nata sudah kosong --
Nata udah berangkat. Niki mendapat sepucuk surat beramplop biru (ternyata di film,
Nata nggak jadi masukin suratnya di kotak surat cinta di hari valentine) dari
Nata yang dititipkan pada Danny. Di surat itu tertulis semua perasaan Nata, dan
Niki membacanya sambil menangis, menyadari sebenarnya Niki juga mencintai Nata.
9. Ending
Di novel, lima tahun kemudian Niki dan Nata
bertemu di sekolah mereka dulu, saat Niki sudah menjadi guru dan bermain petak
umpet bersama murid-muridnya. Dengan hanya saling bertatapan, mereka sudah tahu
perasaan masing-masing.
Di film, Niki menyusul Nata ke Austria.
Setelah berjuang cukup keras Niki berhasil ke kampus tempat Nata berkuliah, dan
menemukan Nata sedang bernyanyi sambil bermain piano. Mereka bertemu di luar.
Sambil menaiki kereta kuda *apalah itu namanya* Niki memberikan amplop merah
pada Nata yang bertuliskan “it’s always been you too...” mereka saling
tersenyum dan berpegangan tangan. THE END.
Masih banyak lagi hal-hal yang berbeda antara novel dan filmnya. Maaf kalau komentar-komentarku di atas menyinggung beberapa pihak. Aku pure hanya ingin menuliskan pendapatku tanpa ada maksud tertentu. Aku orangnya cenderung perfeksionis dan attention to detail, sehingga saat nonton film yang diadaptasi dari novel favorit, ekspektasiku juga cukup besar terhadap film tersebut, meskipun aku juga menyadari tidak ada hal yang sempurna di dunia ini.
Tapi ada hal yang aku suka juga. Aku
bersyukur bangeetttt yang jadi Nata itu Afgan, yang notabene memang bisa nyanyi
dan main gitar. Bukan aktor asal-asalan yang cuma bisa megang gitar,
genjrang-genjreng nggak jelas sambil lypsink saat adegan nyanyi. Tak apalah
kalau versi orang beneran Nata pake kacamata. Kedua, aku suka adegan Nata
nonjok Oliver, hahahaha *ketawa jahat* soalnya di novel Nata nggak nonjok
Oliver, hampir sih tapi nggak jadi, bikin geregetan. Ketiga, bagian ending.
Jujur aku lebih suka ending yang versi film. Salut sama perjuangan Niki yang
nekad nyusulin Nata sampe sempet nyasar dan kopernya ketinggalan di taksi :D
Oke.. over all aku suka kok sama
film ini. Oh iya.. di film ini Afgan memang agak gendut atau cuma perasaanku aja ya? Tapi tetep
cute kok jadi Nata :D
No comments:
Post a Comment
Ungkapkan pikiranmu... :)
*Don't Forget to Leave Your Comment, Please!*