Bersamamu, cinta menjadi sangat sederhana...
Akhirnya, setelah
selesai sama tugas-tugas kuliah, kini bisa menengok blogku tercinta yang
ternyata banyak butiran debu bertaburan disana-sini. Kali ini mau bahas novel
lagi, genre-nya amore. Mahogany Hills ini adalah juara 1 lomba penulisan amore
yang diadakan gramedia tahun 2012 kemarin. Karena di twitter cukup booming
bahas novel ini, aku jadi penasaran, akhirnya beli deh. Ini dia reviewnya,
enjoy ^^
Detail Buku
Judul : Mahogany Hills
Pengarang: Tia Widiana
Pewajah sampul:
Cynthia Yanetha
Penerbit: PT Gramedia
Pustaka Utama
Tebal: 344 hlm
Harga: Rp58.000
Terbit: Mei 2013
ISBN:
978-979-22-9584-9
Jagad Arya dan Paras Ayunda mendapatkan kehidupan yang mungkin diharapkan oleh
semua pasangan pengantin baru. Segera setelah menikah, mereka tinggal di rumah
bernama Mahogany Hills, di pelosok pegunungan Sukabumi yang sejuk dan indah.
Yang membedakan Jagad dan Paras dengan pasangan pengantin lainnya adalah mereka menikah bukan karena cinta. Baik Jagad maupun Paras punya rahasia yang mereka pendam. Kesepian, amarah, dan penyesalan bercampur aduk dengan rasa rindu dan kata cinta yang tak pernah terucapkan—semua itu senantiasa menggelayuti Mahogany Hills.
Dengan caranya masing-masing, Jagad dan Paras berjuang untuk menghadapi satu pertanyaan yang pada suatu titik harus mereka jawab: Sanggupkah mereka bertahan dalam pernikahan yang tak sempurna itu?
Yang membedakan Jagad dan Paras dengan pasangan pengantin lainnya adalah mereka menikah bukan karena cinta. Baik Jagad maupun Paras punya rahasia yang mereka pendam. Kesepian, amarah, dan penyesalan bercampur aduk dengan rasa rindu dan kata cinta yang tak pernah terucapkan—semua itu senantiasa menggelayuti Mahogany Hills.
Dengan caranya masing-masing, Jagad dan Paras berjuang untuk menghadapi satu pertanyaan yang pada suatu titik harus mereka jawab: Sanggupkah mereka bertahan dalam pernikahan yang tak sempurna itu?
Plot
Alur yang digunakan
adalah alur campuran (maju-mundur)
Point of View
Orang ketiga serba
tahu
Jalan Cerita
Jagad dan Paras
adalah sepasang pengantin baru yang menikah karena dijodohkan. Kini mereka
tinggal di sebuah rumah bernama “Mahogany Hills” di daerah Sukabumi.
Layaknya pernikahan
yang terjadi karena perjodohan, awal-awal kehidupan mereka selalu penuh dengan
konflik. Jagad selalu bersikap dingin dan suka marah-marah pada Paras. Ia
selalu menyalahkan Paras karena ia merasa Paras langsung menerima begitu saja
perjodohan mereka, berbeda dengan Jagad yang menentang mati-matian pada
orangtuanya. Pasalnya, si Jagad ini sudah mencintai orang lain, yaitu Nadia,
teman dekatnya sejak kuliah. Dulu, mereka bersahabat, ditambah satu orang lagi,
yaitu Erfan. Nadia tahu, Jagad dan Erfan sama-sama menyukainya. Tapi Nadia
sengaja “menggantung” mereka, karena ingin menikmati fasilitas yang bisa
diberikan Erfan dan Jagad sebagai orang kaya (baca: Nadia MATRE ABIS). Dan saat
harus memilih, Nadia memilih Erfan. Jelas Jagad patah hati. Tapi sayang,
menjelang pernikahan mereka, Erfan meninggalkan Nadia dan memilih wanita lain. Otomatis
si Nadia langsung berpaling pada sumber uang yang lain : Jagad.
Jagad yang sudah
seperti cinta mati pada Nadia segera menerima wanita itu, dan berniat menikahinya.
Padahal sebelumnya Jagad sudah diberitahu bahwa ia akan dijodohkan, tapi ia
nekat memberitahu orangtuanya bahwa ia ingin menikah dengan Nadia. Ibu Jagad
marah besar, sampai masuk rumah sakit. Jagad bimbang, akhirnya Nadia memberikan
usul. Nadia rela Jagad menikah dengan Paras hanya untuk sementara. Nadia
menyuruh Jagad membuat Paras tersiksa dengan pernikahan itu, dan berharap Paras
akan menggugat cerai. Setelahnya, baru Jagad bisa menikahi Nadia tanpa
penghalang. Akhirnya Jagad menyetujui ide itu, dan berlangsung lah pernikahannya
dengan Paras.
Di sisi lain, Paras
yang setiap hari menerima perlakuan kasar dari Jagad selalu mencoba bersabar,
menerima semua bentakan dari suaminya dalam diam. Selalu menyapa dan mengajak
Jagad berbicara, meskipun lebih sering tak berbalas dan tak dianggap. Jagad
selalu berkata mengapa Paras tidak menolak saja perjodohan itu. Bagaimana Paras
bisa menolak? Jika ia sendiri yang memilih Jagad sebagai calon suaminya karena
sebuah peristiwa di masa lalu (tapi Jagad belum tahu soal hal ini).
Sampai suatu malam,
Nadia datang ke Mahogany Hills untuk menemui Jagad. Paras yang heran karena ada
tamu yang berkunjung pada jam yang tak lazim, bergegas menyusul suaminya yang
sudah turun lebih dulu. Ia menemukan Jagad sedang berduaan dengan Nadia di dalam
mobil. Mereka tampak mesra, bercanda, tertawa-tawa. Selama Paras dan Jagad hidup
di Mahogany Hills, Paras tak pernah sekalipun melihat Jagad tertawa seperti
itu. Paras yang memang pandai mengendalikan emosi, mencoba tetap ramah pada
Nadia. Akhirnya Nadia pulang malam itu juga. Setelah kejadian itu,
Paras sadar bahwa Nadia adalah wanita yang dicintai suaminya. Tapi ia tak
menyerah, ia terus berusaha merebut hati Jagad.
Waktu terus berlalu dan Jagad
mulai jatuh hati pada Paras yang cantik, sabar, pintar, dan pandai memasak.
Tapi ia terlalu gengsi untuk mau mengakuinya, lagi pula bagaimana dengan Nadia?
Saran dari para sahabatnya untuk menjauhi Nadia tidak pernah ia gubris. Sampai
pada suatu titik, ia menemukan kenyataan bahwa Nadia tidak tulus mencintainya.
Jagad merasa selama ini ia berjuang demi sesuatu yang sama sekali tidak berharga,
dan justru menyakiti Paras yang tulus mencintainya. Saat itu juga, Jagad
memutuskan hubungannya dengan Nadia, tapi tentu saja Nadia tidak bisa begitu
saja menerimanya.
Paras yang sudah
tidak tahan dengan perlakuan kasar Jagad ditambah dengan perselingkuhan
suaminya dengan Nadia yang selama ini memang sengaja diperlihatkan padanya,
memutuskan untuk pergi. Ia mengalah, ia akan menggugat cerai Jagad. Paras tidak
tahu, bahwa saat ini Jagad mencintainya.
Di suatu sore, Paras
benar-benar pergi dari Mahogany Hills, meninggalkan suaminya dengan alasan akan pergi belanja. Jagad sama sekali tidak curiga, ia membiarkan
istrinya pergi. Sampai petang, Paras belum juga kembali, ia mulai khawatir,
lalu pergi mencari Paras. Di tengah perjalanan, ia mendapati mobil yang
ditumpangi Paras hancur – Paras kecelakaan.
Dengan setia,
ditungguinya Paras yang masih terbaring koma di rumah sakit. Saat akhirnya
Paras sadar, ia tidak mengenali Jagad. Yup, Paras mengalami amnesia sebagian
(memori jangka pendek), jadi ia tidak ingat sudah menikah.
Jagad terluka, wanita
yang kini dicintainya tidak mengenalinya lagi, bahkan kini menganggapnya orang
asing. Ia bertambah terkejut setelah mengetahui dari dokter bahwa istrinya
mengalami keguguran, janinnya baru berusia beberapa minggu. Jagad tidak pernah
tahu kalau Paras hamil. Penyesalan yang dirasakannya semakin menumpuk.
Setelah Paras
diperbolehkan pulang, Jagad menggunakan kesempatan itu untuk merawat dan
menjaga Paras sepenuhnya, menebus semua kesalahannya selama ini, menjadi suami
yang sesungguhnya. Perlahan tapi pasti, ia mulai mendapat kepercayaan Paras.
Namun satu hal selalu
menghantuinya setiap hari, bagaimana jika suatu hari nanti ingatan Paras
kembali? Apakah Paras masih akan tetap di sisinya seperti ini? Jagad sadar itu
tidak mungkin. Ia tidak tahu bagaimana jadinya jika Paras nanti
meninggalkannya.
Apakah pernikahan
mereka akan berakhir setelah ingatan Paras kembali?
Akan kah Jagad
mengetahui peristiwa di masa lalu yang membuat Paras begitu mencintainya, dan
menginginkan Jagad menjadi suaminya?
Yuk mari dibaca
novelnya =)
Penilaian
Pertama, aku ucapkan
selamat buat Kak Tia yang sudah menjadi juara di lomba penulisan Amore yang
diadakan Gramedia tahun 2012 lalu. Congrats Kakak! ^^
Okay, beralih ke
novel. Cerita di novel ini bertemakan sesuatu yang sudah umum : perjodohan.
Awalnya kupikir mungkin akan merasa agak bosan. Ditambah lagi ada unsur yang
udah “pasaran” banget ada di novel-novel, film, atau sinetron : AMNESIA. Oh
God, udah bosen banget rasanya. Kenapa harus amnesia? Kayak nggak ada yang lain
aja.
Tapi semua argumen
itu langsung terpatahkan saat aku menyadari aku sangat menikmati novel ini.
Alurnya rapi, karakternya kuat dengan ciri khas masing-masing. Paras yang
cantik, pintar, jago masak, sabar buangeeetttt dan selalu mengalah. Jagad yang
sering bikin aku emosi sendiri karena perlakukannya pada Paras. Jagad yang bego
banget karena menyia-nyiakan Paras demi Nadia. Dan pas Jagad udah sadar dia
jatuh cinta sama Paras, dia nggak berani ngomong. Ngeselin banget, rasanya
pengen teriak kenceng-kenceng di telinganya si Jagad “LO JADI COWOK BEGO BANGET
SIH!!” saking gemesnya sama dia, huhh.
Tema yang terkesan
umum itu berhasil diracik dengan manis oleh Kak Tia, jadi sama sekali nggak
ngebosenin waktu baca novel ini. Apalagi waktu bagian amnesia, si Jagad jadi
berubah penuh perhatian, romantis, and I like it so much :) tapi masih agak sebel juga sih sama dia. Dan kuakui Kak
Tia ini pandai sekali menahan-nahan untuk mengungkapkan sebuah rahasia. Aku sampe
geregetan pengen cepet tahu sebenarnya ada apa antara Paras dan Jagad di masa
lalu. Kenapa sepertinya hanya Paras yang ingat? Kenapa Jagad nggak ingat kalau
mereka pernah bertemu sebelumnya?
Bagian yang membuatku
agak kecewa adalah bagian-bagian akhir. Saat ingatan Paras sudah kembali dan
Jagad berusaha menjelaskan semuanya, tentang perasaannya, dan perhomonan
maafnya untuk Paras. Menurutku terlalu apa yaaa... simple mungkin? Pokoknya
waktu di bagian itu aku langsung mikir “Eh? Begini doang nih? Masa iya begini
aja??” Kalau lebih dibuat detailnya, mungkin aku akan lebih suka.
Bagian lain yang
kurang aku suka yaitu... epilog – yang dibuka dengan percakapan antara dua
tokoh asing yang sebelumnya sama sekali tidak berperan di cerita, namun tiba-tiba
dihadirkan untuk mendiskripsikan hubungan Jagad-Paras saat itu. Aku sama sekali
nggak keberatan kalau epilognya dihapus, dan sebagai gantinya, adegan terakhir
Jagad-Paras lebih dibuat detailnya. Tapi itu menurutku sih, selera orang beda-beda
kan.
And by the way, aku
suka banget sama covernya, so beautiful :’)
4,5/5 stars buat
novel ini. Good job Kak Tia, ditunggu novel selanjutnya yaaa.... ^^
My Favorite Quote
Tidak banyak quote
yang bisa didapatkan dari novel ini, karena bahasa penyampaiannya memang
sederhana, tetapi cukup berkesan.
“Denganmu, cinta menjadi
sangat sederhana. Cinta adalah memberi, menerima, dan memaafkan. Aku bukan
malaikat, aku lelaki brengsek yang pernah menyia-nyiakanmu. Tapi aku tahu aku
tidak akan meninggalkanmu hanya karena kau terlalu baik untukku. Aku akan
selalu bersamamu, dan terus belajar mencintaimu, agar aku bisa sebaik kau.” –
Jagad, hal. 329
Regards,
=R=
pinjam... hehe
ReplyDelete@Ossy : boleh.. kpn2 ak titipin farid ya. tp ini msh dipinjem temenku.
ReplyDelete