Friday, December 30, 2011

Hujan Mempermainkan Kita....


Seharian yang terasa begitu menyenangkan dan berarti bersama Replika Angan-angan. Apakah kau sudah sampai di rumah dengan selamat? Hmm… I hope so ^_^. Awalnya kita janjian di PU hanya untuk pinjam novel angkatan 45-an (sebagai bahan tugas dari guru mapel bahasa Indonesia kita) dengan kartu anggota milikku, kan? *dasar, kau itu tak pernah berubah―selalu nggak modal, huuuu* Tapi yah, tak apa lah, demi dirimu *holoh*. Setelah dapet buku yang dicari, bukannya pulang, kita malah ngegosip dulu di PU yang mana banyak terdapat tulisan “Berhenti bicara, banyak membaca* tapi kita tetap mengabaikannya. Kita memang duo paling heboh, kurasa. Terlebih lagi jika menyangkut pembahasan novel, hahaha… satu kelas pada geleng-geleng kepala semua kalau udah lihat kita bahas novel. Tak lama, muncul temanku yang kelasnya bertetanggaan sama kelas kita. As you know, dia minta diajarin ngedit blognya, ohh aku merasa tersanjung, sepintar itukah diriku ini?? Hehehehe… *mulai narsis nih* maapph-maapph. Back to the story. Ditengah memberikan kursus singkat, perutku mulai keroncongan―sama seperti perutmu. *ngaku aja deh loe* So, kita pergi ke tempat makan, di sana kita ketemu lagi sama salah satu sahabatku, si Ani yang hebooh itu, wkwkwkwk. Perut kenyang, waktunya pulang. Ehh.. tak dinyana, hujan turun tanpa permisi dan nggak lihat-lihat sikon dulu pula. Huh.. akhirnya kita 'terjebak' di SS. Jadilah kita saling curhat, seraya menunggu langit selesai menumpahkan beban airnya ke bumi.




Aku tak tahu bagaimana awal mulanya. Kau, atau aku. Yang kutahu kita telah sama-sama tenggelam dalam cerita masing-masing. A story about love, of course, hehe. Aku selalu suka hujan. Suasananya yang tenang dan hawanya yang dingin. Tetes air itu selalu mengingatkanku pada seseorang *you-know-who* entah kenapa, saat hujan turun, aku selalu mengingatnya, tak bisa kuhapus dari pikiranku. Tak lama, aku sudah mengatakan apa yang tergambar di otakku padamu. Ya… dengan kedua mata yang mulai berkaca-kaca dan wajah yang memerah *kau bilang wajahku sudah seperti buah delima * itulah aku berkisah. Ceritaku mengalir deras, sama seperti hujan diluar, kurasa.
Dan kau memulai kisahmu sendiri. Aku mendengarkannya dengan saksama, dengan hati yang dapat merasakan apa yang kau rasakan. Aku sudah tahu sejak lama kalau kita itu memiliki nasib yang sama. Tidak bisa menerima orang lain, karena ketidakpastian di masa lalu yang belum tuntas. Mungkin itu juga yang membuatku merasa nyaman berteman denganmu. Karena kau juga bisa memahami perasaanku, sama seperi aku yang juga bisa memahami perasaanmu. Siang tadi, kita ‘terhempas’ bersama ke dimensi masa lalu yang tidak bisa kita ulangi lagi. Dimensi yang hanya bisa dimasuki dengan pikiran, atau dengan melewati alam bawah sadar. Bersama, kita mengenang memori indah―sekaligus juga menyedihkan―itu bersama. Lama juga kita bercerita, sampai-sampai aku merasa tidak enak setelah berulang kali kita dipelototi oleh ibu-ibu dan para pelayan di SS itu, mereka pasti berpikir, “Dua bocah itu udah selesai makan kok nggak keluar-keluar sih? Banyak yang mau duduk di situ, ini kan jam makan siang!” Hahaha… kita cuma bisa nyengir. Yaelah Bu, nggak liat apa diluar hujan deras banget gitu? Akhirnya, kita keluar juga karena nggak tahan sama lirikan maut mereka, hawhawhaw :) . Sampai di luar, tentu saja masih hujan, tatapan kita tertuju pada warnet yang ada di seberang. Ya udah deh, kita sepakat untuk nge-net sambil berteduh di sana. Sialnya, tuh computer leeemmmoootttt amat sih??? Tahu gitu mending tadi bawa modem sendiri aja. Lumayan sih, bisa berteduh. Setelah capek ngobrol sana-sini nggak berujung, akhirnya hujan reda juga. Yipey!! Bisa pulang nih. Namun ternyata hujan masih mau ngerjain kita lagi. Sewaktu kita ngambil motor di parkiran, hujan turun lagi. Lebih deras pula!!! Kita Cuma bisa saling nyengir―lagi―dan apa boleh buat, pakai mantel kalau mau cepet sampe rumah. Dan, begitulah kita, pulang ke rumah seperti ‘orang-orangan sawah berjalan’ karena memakai mantel hujan yang ekstra besar itu.



Regards,

=R=

2 comments:

  1. haha. sampai rumah bukanya hujan deras malah belum hujan, kayak orang sinting pake mantel di hari yang panas.:D

    ReplyDelete
  2. Hahaha.. :D yah itu derita loe, wkwkwkwk. Di sekitar rumahku masih hujan kok. :p

    ReplyDelete

Ungkapkan pikiranmu... :)
*Don't Forget to Leave Your Comment, Please!*

Cara Mengembalikan Akun BBM yang Dibajak atau Dihack (Terkena Hack)

Beberapa hari yang lalu saya mengalami kejadian yang kurang menyenangkan. Akun BBM saya dibajak :( Pertama kali tahu dari teman saya yang ...