Saturday, September 17, 2011

Kenangan Berbingkai Harapan

This picture was taken from here

Mendung menggantung di langit saat kepergianmu pagi itu. Mungkin langit tahu betul isi hatiku yang sebenarnya, sehingga ia bersedia menemaniku yang sedang menangis di dalam hati. Malam sebelum kau pergi, aku telah menumpahkan semua emosi yang beraura negatif itu diam-diam, pelan, dan tanpa suara−meskipun rasanya sungguh susah. Ketika pagi menyapa, usahaku itu tak sia-sia karena aku berhasil tersenyum di depanmu, melepas kepergianmu dengan wajah yang seolah-olah menunjukkan ekspresi *aku-baik-baik-saja* meskipun sebenarnya kesedihan yang cukup tebal sedang menyelimuti hatiku. Beberapa helai kenangan bersamamu−yang menurutku cukup singkat itu−kembali memenuhi rongga-rongga dalam kepalaku. Menyusun beberapa kerangka ingatan, membuat beberapa siluet bayanganmu, dan akhirnya menampakkan sosokmu dalam berbagai ekspresi yang akan selalu tersimpan rapi di memori otakku. Kau yang sedang tersenyum, marah, khawatir, dan ekspresi lucumu ketika sedang bermain gitar milikku yang jarang sekali kusentuh.


Hari pertama saat aku masuk sekolah tanpa kehadiranmu, rasanya ada yang berbeda. Ada yang hilang. Ada yang kosong. Semuanya tampak begitu nyata−bahwa kau tak lagi bersamaku. Aku yang dulu merasa biasa-biasa saja ketika berangkat ke sekolah sendirian, kini merasa aneh karena kau tak lagi ada. Tanpa kusadari, aku telah terbiasa berada di atas boncengan kuda bermesin itu dengan kau sebagai pengendalinya. Aku telah terbiasa memperhatikan gedung-gedung itu dan membiarkan angin pagi yang sejuk membelai pelan wajahku, tanpa harus menatap lurus pada jalanan lagi. Aku percaya, jika kau yang memegang kendali, semuanya akan baik-baik saja.

Kau, yang selalu melindungiku.
Kau, yang masuk dalam daftar nama orang-orang terpenting dalam hidupku.
Kau, yang juga mengajariku tentang banyak hal.
Kau, yang selalu menemaniku menonton film kesukaanku hingga larut malam.
Kau, yang akan berteriak heboh jika tim sepakbola jagoanmu berhasil menjebol gawang lawan.
Kau, yang selalu mengiringiku bernyanyi dengan sebuah gitar.
Kau, yang tak pernah mengeluh ketika harus menungguku keluar dari gerbang sekolah, bertarung melawan cuaca yang panas.
Kau, yang tersenyum jail ketika melihatku cemberut setelah kau berkata, “Kalau mau belajar main gitar, kukunya karus pendek. Besok dipotong dulu ya kukunya, baru deh aku ajarin main gitar.”
Kau, yang tidak pernah merasa takut melakukan sesuatu, apabila sesuatu itu adalah hal yang benar.
Kau, yang kurasa lebih dekat denganku daripada Papa yang jarang sekali kutemui karena sibuk bekerja di luar kota.

Aku ingat persis wajah cowok iseng itu−yang menjadi agak-agak takut bercampur heran, saat kau meraungkan amarahmu lewat gas kuda bermesin itu. Kau membalas raungan keras motor modif-an milik cowok itu dengan gas motormu−yang tak kalah kerasnya. Kau sama sekali tak tahu, bahwa aku sekuat tenaga menahan tawa saat melihat cowok tengil itu masih melongo takjub walaupun sudah terentang jarak beberapa meter yang telah memisahkan kita. Hahaha… tentu saja kau tidak menyadarinya, karena kau masih sibuk menggerutu pelan sampai tiba di depan rumah.

Tanpa kau sadari, kau telah menjadi orang pertama yang mendukung cita-cita dan impianku sejak kecil, hanya dengan mengatakan, “Tulisanmu bagus. Kamu nggak cocok jadi dokter, lebih cocok jadi penulis.”
Beberapa kata darimu itu membuatku lebih termotivasi untuk mewujudkan impianku, menjadi seorang penulis. Namun sepertinya, hanya kau yang setuju jika aku nanti memilih jurusan Sastra saat kuliah. Mungkin, aku nanti memang tidak akan mengambil jurusan Sastra. Tapi kau tahu? Aku tidak akan pernah berhenti menulis. Menulis adalah kebahagiaanku, dan sepertinya kau menyadari hal itu.

Dua minggu itu terlalu cepat berlalu bagiku. Aku sadar, kau harus kembali ke pulau penghasil timah terbesar di Indonesia itu untuk memenuhi tugas dan kewajibanmu. Saat Mama membangunkanku dan berkata bahwa kau ingin berpamitan sebelum pergi, mataku langsung terbuka. Dengan mata yang masih agak memerah, kusibakkan selimut tebalku dan berjalan secepat mungkin ke teras rumah. Aku ingat langkahku yang sempoyongan karena nyawaku belum sepenuhnya terkumpul pagi itu. Kulihat sekilas, jagoan kecilmu itu sama sekali tidak menangis saat kau pergi. Dan, buah hatimu yang satu lagi−yang sangat hobi berdandan meskipun baru kelas 4 SD−justru hanya cengar-cengir seraya menatapmu.

Aku ingat betul, ekspresimu yang berpura-pura akan jatuh pingsan sambil menutup lubang hidung saat kau selesai mencium kedua pipiku sebelum kepergianmu. Aku hanya menonjok bahumu pelan, tahu bahwa kau sedang bercanda (awas kalau memang betulan!!! :p). Tapi, aku juga tidak bisa menyalahkanmu, karena aku memang belum sempat cuci muka atau gosok gigi waktu itu. ;)

Saat aku hendak berangkat ke sekolah setelah melepas kepergianmu pagi itu, aku melihat jagoan kecilmu menangis diam-diam. Kedua matanya sampai memerah, namun ia menangis tanpa suara−mungkin karena takut dibilang banci ‘anak cowok kok nangis’. Tanpa kusadari, seseorang telah berada disampingku.
Dengan wajah polos tanpa dosa, ia bertanya padaku, “Kakak, kenapa Mas Fajar nangis?” ucapnya pelan yang langsung dibalas dengan tatapan heran dariku.
“Papanya kan udah pulang, ya dia sedih lah. Emang kamu nggak sedih? Kok nggak nangis?” tanyaku heran.
“Nggak ah. Ngapain nangis? Kata Mama, kalau Papa pulang nggak boleh ditangisin.” jawabnya penuh dengan ketegaran. Wah, wah, wah. Aku sampai terharu mendengarnya, kemudian aku tersenyum dan mengacak-acak sedikit rambutnya yang telah tersisir rapi. Ia langsung cemberut, dan balik ke meja dandan lagi. Hahaha… ya ampun, baru kelas 4 SD aja udah ganjen amat tuh bocah. Gimana kalau udah gede coba? Tapi dia pantes loh ditiru. Maksudku ketegarannya yang ditiru, bukan ganjennya. =.=”

Selamat jalan Om… sampai jumpa di libur Lebaran tahun depan−atau mungkin tahun depannya lagi. Aku berharap, saat sang waktu telah mempertemukan kita lagi nanti, aku telah menjadi seseorang yang lebih dewasa, dan dapat mewujudkan harapan-harapan yang ditanamkan olehmu, Mama, Papa, Nenek, dan semua orang yang kusayangi dan yang menyayangiku.
:) :) :)



Regards,

=R=

Tuesday, September 6, 2011

Quote KKK (Kompilasi Kisah Kamu) 2011 Prambors Radio


Helloww… Wah libur Lebaran udah habis nih. Masuk sekolah lagi deh. Seiring dengan berakhirnya bulan Ramadhan, berakhir juga KKK 2011. :’(
Sebelumnya, aku udah pernah
posting tentang KKK dan soundtrack-nya juga, buat yang blom baca, bisa kamu lihat di sini. Dan, untuk kali ini aku mau nulis quote dari setiap kisahnya. Quote ini aku ambil dari website resminya Prambors. Sayang, ada beberapa kisah yang tidak dicantumkan quote-nya. Tapi tetep aja keren, hehehe…. :)
Ini dia
quote KKK 2011....


Kisah ke-1: Moving On
Quote :”Saat kita mau lakuin apa aja buat bikin dia bahagia, ternyata dia punya definisinya sendiri untuk kebahagiaan.” -Rian.

Kisah ke-2: Coba-Coba Berbahaya
Quote:"Katanya anak muda harus nyoba semua, tapi klo nyoba-nyobanya bahaya, nyesel seada-adanya juga udah nggak guna."- Ija.

Kisah ke-3: Dibalik Cerita
Quote:"Kadang kita pikir cuma kita yang punya hati dan perasaan, cuma kita yang paling bener dan yang lainnya salah." -Shinta.

Kisah ke-4 : Masih Disini
Quote:"Makanya sering di shalat-in donk kamar lo, biar ga ada aneh-aneh gitu, lagian shalat kan kewajiban juga!" -Tiara.

Kisah ke-5: Tak Pernah Kembali
Quote:"Penyesalan selalu datang terlambat, saat sudah terlalu banyak yang rusak dan luka, dan apapun yang kita mau percaya, itu semua nggak nyata." -Gita.

Kisah ke-6: True Love
Quote:"They say, first love never dies, for me, it's definitely true." - Regina.

Kisah ke-7 : Cinta Karma
Quote:"Kalau kita emang ditakdirin bareng, kita pasti bakal bareng, meanwhile, rasa ini cuma bisa aku simpen dalam hati." - Tami.

Kisah ke-8: Rejeki Nampol
Quote:"Investasi yang paling untung dari yang paling nguntungin 'ntu zakat tong! Yang bales Allah.. gak ade batesnye!" -Babeh.

Kisah ke-9: Bayangan Berbisik
Quote:"Saat aku kesepian dan tertekan, cuma dia yang hadir karena cuma dia yang peduli." -Nadia.

Kisah ke-10: Idola
Quote:"Gue tuh suka banget sama musik! Apapun bakal gue lakuin untuk ketemu sama band idola gue!" -Diro.

Kisah ke-11 : Kesempatan Kedua
Quote:"Sejak itu, gue ngeliat hidup dari kacamata yang beda. Tiap detik, tiap nafas adalah sebuah anugerah buat gue." -Diaz.

Kisah ke-12 : Satu yang Berharga
Quote:"Kamu udah pernah punya kesempatan itu, tapi saat semuanya masih di genggamanmu, kamu nggak liat itu sebagai sesuatu yang berharga." -Baby.

Kisah ke-13: Fanboy
Quote: −

Kisah ke-14 : Pada Akhirnya
Quote:"Gue baru sadar, mungkin tadinya denial ya? Klo gue cinta sama sahabat gue dari SMA, tapi gue ignore perasaan gue…." -Ayi.

Kisah ke-15: Last Call
Quote:“True Friendship comes when the silence between two people is comfortable (David Gentry)" -Vanya.

Kisah ke-16: Demi Harkat dan Martabat
Quote:"Orang bilang takdir nggak bisa diubah. Saya nggak percaya, manusia diberi kekuatan untuk bisa menentukan jalan hidupnya sendiri." -Azam.

Kisah ke-17: You Smile, I Smile
Quote:"Apa yang kita suka, belum tentu kita butuh, apa yang kita butuh, belum tentu akan selalu ada saat kita menyadarinya." -Julie.

Kisah ke-18: Kangen
Quote:"Kangen, satu kata yang nggak bisa gue ucapin sekarang. Bukan karena nggak mau, tapi nggak bisa, karena ada hal yang nggak mungkin gue paksain." -Inez.

Kisah ke-19: Heart Beat
Quote:"Saat keberadaan kita bisa berarti bagi orang lain, itu baru namanya hidup!" -Dito.

Kisah ke-20: Kencan Buta
Quote: −

Kisah ke-21: Pengagum Rahasia
Quote:"Yang paling penting, hormati diri lo sendiri. Apa hidup lo pantes disia-siain cuma untuk jadi bayangan orang lain?" -Roby.

Kisah ke-22: Twin Soul (Di kisah ini bintang tamunya Nycta Gina loh!! Pemeran Jeng Kelin klo di tv.)
Quote: −

Kisah ke-23: Kejutan
Quote:"You're a cat person, berarti lo suka nyayangin orang tapi nggak butuh disayang balik. Gitu kan? " –Rio

Kisah ke-24: Bukan Cuma Cinta
Quote:"Pernikahan butuh keberanian. Keberanian untuk ambil keputusan dan keberanian dalam tanggungjawabin keputusan itu."- Rendy

Kisah ke-25: Indigo
Quote: −

Kisah ke-26: Selalu Ada
Quote: −

Kisah ke-27: Pahlawan Kejujuran
Quote: −

Kisah ke-28: Eksis
Quote: −

Kisah ke-29: Rasa Itu Masih Ada
Quote: −

Kisah ke-30: Sampai Disini
Quote: −

Kisah ke-30 itu lanjutan dari kisah ke-29.

Quote favoritku : quote dari kisah Moving On, True Love, Cinta Karma, Kesempatan Kedua, Heart Beat, Demi Harkat dan Martabat. Hehehe, banyak banget ya? Maapphh2….

Kisah favoritku : Moving On, True Love, Kesempatan Kedua, Pada Akhirnya, Heart Beat.

Kisah yang ending-nya bikin gregetaaaannnnn setengah hidup : Cinta Karma, Satu yang Berharga, Last Call, U Smile I Smile, Indigo, Rasa itu Masih Ada.

Klo kamu ketinggalan KKK 2011 atau KKK 2010, semua kisahnya bisa kamu download di sini, pilih folder KKK 2011 atau KKK 2010, klik judul kisah yang mau kamu download, jangan klik 'unduh semua' klo itu buat yang punya akun premium, klo kamu nggak punya mending download-nya satu-satu aja. Klo males download, kamu bisa dengerin semua kisahnya (KKK 2011) di sini.

So, which one is your favorite story and quote?

Okay, sampai jumpa di KKK 2012, see ya!!! ^_^




Regards,


=R=

Thursday, September 1, 2011

Novel Teenlit Touche by Windhy Puspitadewi




Masih tentang novel nih. Kali ini aku mau buat resensi (lagi) novel teenlit berjudul Touche yang ditulis oleh Windy Puspitadewi. Untuk sinopsis cerita dan detail buku bisa kamu lihat di sini. Dari judulnya mungkin terkesan agak aneh dan terdengar asing ya? Wajar aja sih, touché itu sebuah kata yang berasal dari bahasa Prancis (di buku ini dijelasin gitu). Aneh juga sih, dulu aku baca judulnya ya touché aja gitu, tapi setelah aku mulai membaca, baru tahu deh kalo ternyata bacanya "tusye". :)
Touché ini adalah sebuah novel yang bercerita tentang sekumpulan orang yang memiliki kekuatan super. Pas banget buat kamu-kamu yang pada nge-fans sama tokoh-tokoh superhero, hehehe…. Dalam novel ini, dikisahkan bahwa touché adalah seseorang yang mempunyai kekuatan lewat sentuhan. Jenis kekuatannya sendiri ada berbagai macam, namun yang diceritakan dalam novel ini adalah The mind reader (pembaca pikiran), The Empath (dapat merasakan perasaan orang yang disentuh), The text absorber (penyerap tulisan), dan The track finder (pelacak kaum touché). Merasa tertarik? Langsung aja deh, ini dia resensinya… selamat membaca! ^_^


Point of View
Sudut pandang yang digunakan dalam buku ini adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu.


Penokohan
Berikut adalah beberapa tokoh yang berperan dalam buku ini,:

Riska
Cewek manis berpostur tinggi dan berambut panjang ini adalah The empath, yaitu seorang touché yang bisa merasakan perasaan orang lain jika ia menyentuh orang tersebut. Riska juga seorang atlet lari kebanggaan sekolahnya. Papa Riska sudah meninggal ketika ia berumur lima tahun akibat serangan jantung. Sejak saat itu, Riska hanya hidup berdua dengan mamanya. Mama Riska mengetahui kemampuan anaknya, namun ia sama sekali tidak berkeberatan dengan kemampuan Riska itu. Di sekolah, Riska selalu berusaha menjaga tangannya agar tidak bersentuhan dengan orang lain, dengan cara memasukkan tangannya ke dalam kantong jaket atau saku rok seragamnya.

Indra
Atlet judo bertubuh kurus-tinggi kebanggaan sekolahnya ini adalah The mind reader (pembaca pikiran). Indra adalah pribadi yang sangat dingin dan pendiam, namun sangat peduli terhadap orang-orang yang disayanginya. Sejak kecil, ia dijauhi oleh semua keluarganya, mulai dari papanya, mamanya, sampai kakaknya karena kekuatan yang dimilikinya. Setelah keluarga Indra mengetahui kemampuannya, tidak ada yang mau menyentuh Indra lagi. Indra yang waktu itu masih kecil sangat sedih dan kesepian, karena tidak ada yang mau memeluknya atau menggendongnya lagi. Sampai, suatu hari Indra kecil bertemu dengan seorang gadis seumurannya yang memanggilnya “Superman”. Gadis kecil itu juga menyadarkan Indra bahwa kemampuannya bisa sangat membantu orang lain, dan ia jadi lebih bersemangat untuk hidup. *Ahhh… so sweeetttt!!! :)*
Seperti Riska, Indra juga selalu menjaga tangannya agar tidak bersentuhan dengan orang lain, tapi dengan cara yang berbeda. Indra lebih memilih untuk selalu menggunakan sarung tangan kecuali jika sedang berolahraga judo, karena ia membutuhkan kemampuannya itu untuk membaca pikiran lawannya. Hal ini lah yang membuat Indra tak terkalahkan, hahaha… sip deh!
Hal yang paling kukagumi dari Indra adalah ia sangat cerdik, pintar, dan care banget sama temen. Indra ini cerdiknya udah kayak Sinichi Kudo di serial kartun Detective Conan, atau sama juga cerdiknya dengan tokoh Benjamin Gates di film National Treasure, udah pada tau kan? *kebangetan klo blom pernah nonton film itu*

Dani
Sahabat karib Indra semenjak SD ini adalah The text absorber (penyerap tulisan). Cowok ganteng berambut cokelat (karena dicat, bukan asli T.T hikz, hikz....) ini dapat mengetahui isi buku yang dipegangnya tanpa membaca bahkan membukanya sama sekali. Cukup dipegang selama beberapa detik aja, dan… *jreng jreng jreng* dia udah tahu semua isi buku itu. Hal itu lah yang menyebabkan Dani selalu menjadi murid terpintar tanpa harus belajar. Tapi sayangnya, si Dani ini agak-agak playboy gitu deh.

Yunus King
Guru pengganti di sekolah Riska, Indra, dan Dani ini adalah seorang touché yang dapat menyerap ingatan dari alat musik yang disentuhnya. Pria keren berkacamata ini adalah putra dari the CEO of King Group−salah satu perusahaan kelas internasional (menurut buku ini). So, bisa dibayangkan seberapa tajir guru musik yang satu ini. Pak Yunus adalah orang yang memberitahu kepada Riska, Indra, dan Dani bahwa mereka adalah kaum touché serta menjelaskan tentang asal muasal kekuatan mereka lengkap dengan bahaya yang selama ini tidak mereka sadari.

Tari, Dini
Teman-Teman Riska di sekolah. Dini ‘membuat’ Riska dapat merasakan bagaimana rasanya jika memiliki orangtua yang selalu bertengkar dan hampir bercerai. Hal ini membuat Riska merasa aneh. Ya iya lah Riska ngerasa aneh, papanya Riska kan udah meninggal dari kecil, tapi dia bisa tahu rasanya kalo kedua orangtuanya bertengkar (-_-!!)
Tari adalah teman sekelas Riska yang nge-fans sama Dani dan Indra. Si Tari ini memiliki insting yang sangat tajam loh.

Jalan Cerita
Kisah dimulai saat sebuah ‘kebetulan’ menyebabkan Riska bertemu dengan Indra dan Dani yang kemudian menjadi temannya. Kehadiran Pak Yunus yang juga menjadi guru pengganti di sekolah mereka menjadi sebuah jawaban atas pertanyaan tentang kekuatan yang selama ini mereka miliki. Riska, Indra, dan Dani menjadi syok setelah mengetahui bahwa ternyata mereka adalah kaum touché. Syok yang kedua pun datang, saat mereka diberitahu oleh Pak Yunus bahwa saat ini sedang terjadi penculikan kaum touché oleh pihak-pihak yang tidak diketahui dengan motif terselubung. Sedangkan polisi hanya menganggap hal ini sebagai penculikan biasa. Kekagetan mereka semakin menjadi saat beberapa hari kemudian Pak Yunus juga telah menjadi salah satu dari korban-korban penculikan itu. Di setiap aksinya, para penculik itu selalu meninggalkan sebuah puisi kuno sebagai petunjuk tempat penyekapan korban. Riska, Indra, dan Dani berjuang sekuat tenaga untuk memecahkan kode-kode itu demi menyelamatkan Pak Yunus.
Ini adalah puisi kuno yang selalu ditinggalkan sebagai petunjuk oleh para penculik kaum touché,:
“You only have to look behind you, at who’s underlined you.”

Apakah mereka dapat memecahkan teka-teki yang rumit itu?
Dapatkah mereka menyelamatkan Pak Yunus tepat pada waktunya?
Sebenarnya siapa para penculik itu? Dan, apa motif penculikan mereka?
Penasaran??? Penasaran???
Dengan segala kerendahan hati, *ceileh!!* silakan beli novelnya di toko-toko buku terdekat untuk menjawab rasa penasaran kamu, hehehe :)

Penilaian
Pertama, aku mau kasih nilai plus-plus dulu buat novel ini. Setting novel ini ada di dua kota, Surabaya dan Surakarta (Solo). Yess!!! Akhirnya, ada teenlit yang berlatar di kota Solo juga, hehehe. Tempat-tempat yang disorot juga udah pernah aku datangi semua (Jurug, Keraton Surakarta, Pasar Klewer), jadi lebih mudah berimajinasi deh, yiippeeyy!!! ^^
Di novel ini ada banyak ulasan tentang tokoh-tokoh dunia juga lho, lumayan buat nambah-nambah pengetahuan yang pas-pasan ini *ngaku aja dech*. Tokoh-tokoh itu adalah, Karl Friedrich May, Beethoven, Flavio Blondo, Dr. Joseph Bell, Casanova, de el el masih banyak banget. Kalo kamu tertarik silakan cari data-datanya di Wikipedia aja.
Oh iya, karena novel ini ada unsur detektifnya, jadi ada juga pengenalan tentang sandi Morse. Kalo kamu pernah ikut kegiatan pramuka di sekolah, pasti udah pernah denger tentang sandi ini deh. Kemudian, hal yang pertama kali aku simpulkan setelah selesai membaca novel ini adalah tidak ada tokoh antagonis di sini. Karena, orang-orang jahat di novel ini ternyata sebenarnya tuh baik. Jadi, agak kurang greget deh bacanya. Terakhir, menurutku novel ini kurang tebel, hiks… hiks… :'( kurang puas deh bacanya. Tapi tetep, novel ini cukup keren karena mengambil tema yang agak ‘action’ – yang agak jarang ditemui pada novel-novel karya anak bangsa (biasanya kan cinta-cintaan melulu). Kisah cinta di novel ini hanya menjadi bumbu pelengkap aja. Namun sedikit kisah cinta itu sweeeetttttt banget lho menurutku.
Finally, I give 3 from 5 stars for this book. Buku ini sangat aku rekomendasikan buat kamu-kamu yang suka kisah petualangan, detekftif, dan superhero. ^_^


Adegan Lucu
Beberapa kutipan adegan berikut sukses membuatku cengar-cengir sendirian, mau tau?

“Aku nggak nyangka guru barunya bakal sekeren ini,” bisik Tari. “Kalau begini, mendingan Bu Mitha melahirkan terus saja.”
“Mungkin kau lupa, Bu Mitha itu manusia,” timpal Riska, “bukan tikus.” – Touché, hal 19
(Hahaha… kacau nih klo semua murid cewek kayak gini, nggak jadi belajar, malah ngecengin guru!)

Jason berdecak. “Aku menyerah, kalau begitu sebagai ganti penghiburan kalian yang tidak pernah datang, aku ingin bertanya satu hal padamu, Ndra.”
“Apa?” jawab Indra datar.
Jason menatap lurus matanya. “Kenapa selain saat judo, kau selalu menutupi tanganmu dengan sarung tangan?”
Indra terdiam sesaat.
“Karena kakiku tidak bisa ditutupi dengan sarung tangan,” jawabnya asal lalu pergi keluar kelas diikuti Dani yang tampak sekuat tenaga menahan tawa. - Touché, hal 43
(Hahaha, sumpah jawaban Indra telak abis. Jenius, karena jawabannya masuk akal dan tidak membongkar rahasia tentang kekuatannya. ^^ )

“Omong-omong tentang permintaanku kemarin, apa kau sudah melakukannya?” tanya Dani begitu mereka sampai di depan rumah Indra.
“Ya,” jawab Indra. “Melisa ingin boneka beruang dengan pita hijau, Sarah ingin candle light dinner di SPI, dan Lucy ingin tahu apa kau mau berenang bersamanya.”
“Sip! Sip! Sip!” Dani mencatat di PDA-nya. “Para wanita itu memang tidak pernah mau jujur tentang apa yang mereka pikirkan.”
“Aku heran, kau itu punya modal kuat untuk jadi playboy bahkan yang sekelas Casanova,” Dani menatap Indra sambil masih sibuk mengetik. “Tapi kenapa tak kau lakukan?”
“Sudah kauwakili,” jawab Indra datar. – Touché, hal 47
(Hahaha… Dani pasti langsung cengar-cengir tuh:)

“Riska,” Mama mengetuk pintu kamar. “Kau dicari dua temanmu.”
Pasti Dani dan Indra, batin Riska.
“Mama tidak tahu ternyata kau laris juga,” Mama menyeringai saat Riska bergegas hendak keluar.
“Yah, berarti selama ini Mama meremehkan anak Mama sendiri,” Riska mengankat bahu.
“Jadi, kau pilih yang mana?” tanya Mama.
“Yang paling kaya,” jawab Riska asal.
“Kalau Mama sih, pilih yang rambutnya dicat cokelat,” Mama meringis.
“Aku nggak mau punya Papa yang seumuran denganku,” dengus Riska. Mama tertawa. – Touché, hal 117
(Hehehe, mama Riska gokil abiz….)

Lucu nggak sih? Maapphh deh kalo jadi jayus. Itu tadi kan menurutku aja. Sebenarnya masih banyak lagi, tapi cukup segitu aja deh yang aku tulis di sini.


My Favorite Quote
Ini adalah beberapa quote favoritku, guys!! Cekidot…. ^^

“Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada melawan dirimu sendiri.” - The empath, Touché, hal 18

“Sejak pertama aku melihatmu membanting lawan, aku langsung merasa dirimu hebat bahkan setelah aku tahu kemampuanmu membaca pikiran. Gerakanmu seperti magnet yang menarik orang-orang untuk menontonnya. Indah dan aku yakin itu bukan karena touché.” – The Empath, Touché, hal 73

“Aku ini tidak sebaik itu. Mana mungkin aku punya empati sebesar itu. Aku berteman dengannya justru karena dia mau berteman denganku.” – The text absorber, Touché, hal 85

“Tidak sedikit teman-teman yang tidak suka padaku. Padahal aku juga tidak minta diberi kemampuan ini. Aku lebih memilih hidup normal dengan nilai biasa-biasa saja daripada menjadi orang dengan kemampuan aneh walaupun mendapat nilai luar biasa, karena toh nilaiku itu bukan karena kepandaianku yang sebenarnya. Baru Indra saja yang mau berteman denganku karena diriku sendiri. Aku tahu, mungkin itu karena dia bisa membaca pikiranku, tapi aku sangat menghargainya.” – The text absorber, Touché, hal 85

“Pikiran adalah tempat paling pribadi seseorang. Tidak ada yang suka jika tempat pribadinya bisa dilihat orang lain.”- The text absorber, Touché, hal 106

“Aku merasa sudah terlalu sering dilindungi. Dilindungi oleh orang yang justru lebih memerlukan perlindungan daripada aku. Aku ingin Indra belajar untuk memikirkan dirinya sendiri.” – The text absorber, Touché, hal 107

“Saat aku menyetujui kepergianmu bersama kami ke kota ini, dalam hati aku berjanji untuk melindungimu. Dan aku akan menepatinya.” – The mind reader, Touché, hal 149

“Tempat yang paling aman adalah tempat yang paling berbahaya. Penjahat yang pintar pasti menerapkan prinsip membasuh muka dengan batu dan tidur beralaskan aliran air.” – The empath, Touché, hal 153 (Aslinya dari Soseki Natsume, komik Detective Conan)

“Sejak bertemu mereka, saya jadi mencintai diri saya sendiri dan bersyukur hidup di dunia ini. Saya percaya manusia itu hidup demi manusia yang lain. Kita jadi lebih kuat jika menyangkut orang yang penting bagi kita.” – The mind reader, Touché, hal 189


Regards,

=R=

Cara Mengembalikan Akun BBM yang Dibajak atau Dihack (Terkena Hack)

Beberapa hari yang lalu saya mengalami kejadian yang kurang menyenangkan. Akun BBM saya dibajak :( Pertama kali tahu dari teman saya yang ...